Mahasiswa UGM Analisa Kerugian Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung
AKARTA – Kereta api cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu proyek insfratruktur pemerintah guna memperbanyak moda transportasi bagi masyarakat. Dalam hal ini, para mahasiswa juga diajak untuk menganalisis potensi dan masalah dalam pembangunan High Speed Rail (HSR) Jakarta-Bandung tersebut. Keterlibatan itu dilakukan melalui ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Tarumanegara (Untar). Hasilnya, tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menyabet juara pertama mengalahkan puluhan tim lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kala itu, mereka mempresentasikan mengenai kemungkinan rugi yang dialami kereta cepat.
“Di final kami mempresentasikan analisis bahwa ada kemungkinan merugi PT Kereta Cepat Indonesia China akibat ketidakmampuan memikat konsumen. Kami membandingkan keunggulan dari tiap moda transportasi Jakarta-Bandung yang sudah ada,” ujar salah satu anggota tim UGM, Dhirta Parera disitat dari laman UGM, Rabu (24/8/2016). Mahasiswa dari Teknik Sipil itu menjelaskan, mobil masih menjadi pilihan utama moda transportasi perjalananan Jakarta-Bandung. Setidaknya, 127.133 perjalanan setiap harinya ditempuh dengan menggunakan mobil pribadi. Belum lagi moda transportasi travel atau mini bus yang mengangkut 13-14 ribu penumpang per hari, dan kereta api Argo Parahyangan yang mengangkut 2.000-2.500 penumpang setiap harinya. “Sementara untuk menutup nilai investasi proyek HSR sebesar Rp72,5 triliun, maka minimal jumlah penumpang tiap hari sebanyak 21.134. Apakah realistis kereta api cepat bisa menarik penumpang dalam jumlah tersebut? Ditambah harga tiket yang mahal yaitu Rp200 ribu,” paparnya.
Atas potensi kerugian tersebut, Dhirta bersama timnya, yakni Kemal Fardianto, dan Yogi Andriyanto menawarkan solusi untuk persoalan HSR dengan melakukan pembangunan prasarana akses dan integrasi antar moda. Salah satunya dengan menghubungkan stasiun kereta api cepat dengan transportasi publik dalam kota, seperti bus rapid transit, light rapid transit, dan mass rapid transit. “Di samping itu, menerapkan traffic demand management (TDM) tol Cipularang. Hal ini ditujukan untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi. Melalui kebijakan tersebut diperkirakan sedikit banyak memengaruhi pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke moda HSR,” ucapnya. Dalam ajang tersebut, selain UGM empat karya terbaik yang lolos di babak final adalah tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Untar, Universitas Atma Jaya, dan Universitas Krida Wacana.
Sumber: http://news.okezone.com/kampus